VIVAnews - Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 tercatat angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) di Jakarta berada pada level 2,1. Dari aspek itu, secara umum grafik laju pertumbuhan penduduk di ibukota ini terlihat adanya keseimbangan. Karena itu, pada 2012 angka TFR di DKI ditargetkan menjadi 2, meski pada skala nasional angka TFR DKI masih sekitar 2,6.
Untuk mewujudkan target itu, sejak 2009 Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta telah membuat sistem pelayanan KB secara jemput bola dengan mobil dinas pelayanan KB. Dengan begitu, diharapkan dapat menjangkau pemukiman padat penduduk yang minim fasilitas pelayanan kesehatan seperti, pemukiman di sepanjang aliran sungai, pinggiran rel kereta api, dan wilayah perbatasan.
Untuk menjaring akseptor KB baru, Pemprov DKI Jakarta juga memberlakukan pelayanan KB gratis pada sarana pelayanan puskesmas dan 17 rumah sakit pemerintah dan swasta yang ditunjuk. Dengan cara itu, terbukti pada 2009 jumlah akseptor melebihi target 0,57 persen yakni sebanyak 363.878 akseptor baru dari target 324.630 akseptor.
“Pencapaian peserta KB baru itu didominasi pemakaian alat kontrasepsi metode sederhana seperti suntik, pil, dan kondom sebayak 88 persen akseptor. Sisanya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang yaitu implan dan spiral," ungkap Tuty Mulyati, Kepala BPMPKB DKI Jakarta, yang dikutip dari situs Pemprov DKI.
Untuk melengkapi program itu, pihaknya juga akan menggulirkan program pelayanan kelompok KB yang sempat pudar beberapa tahun terakhir ini. "Tugas kelompok ini adalah mengumpulkan Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum mengikuti program KB. Mereka diberikan sosialisasi agar bersedia mengikuti KB," katanya.
Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan KB, pihaknya mencatat saat ini tenaga Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), sudah mencapai 465 orang dan membina sekitar 1.212.000 Pasangan Usia Subur (PUS). Dari jumlah itu, menunjukkan seorang PKB memiliki tugas berat karena harus membina sebanyak 2.606 PUS.
"Tahun ini telah ditetapkan target kinerja seorang PKB harus melakukan pembinaan terhadap 10 PUS saja setiap hari," katanya.
Untuk mewujudkan target itu, sejak 2009 Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) DKI Jakarta telah membuat sistem pelayanan KB secara jemput bola dengan mobil dinas pelayanan KB. Dengan begitu, diharapkan dapat menjangkau pemukiman padat penduduk yang minim fasilitas pelayanan kesehatan seperti, pemukiman di sepanjang aliran sungai, pinggiran rel kereta api, dan wilayah perbatasan.
Untuk menjaring akseptor KB baru, Pemprov DKI Jakarta juga memberlakukan pelayanan KB gratis pada sarana pelayanan puskesmas dan 17 rumah sakit pemerintah dan swasta yang ditunjuk. Dengan cara itu, terbukti pada 2009 jumlah akseptor melebihi target 0,57 persen yakni sebanyak 363.878 akseptor baru dari target 324.630 akseptor.
“Pencapaian peserta KB baru itu didominasi pemakaian alat kontrasepsi metode sederhana seperti suntik, pil, dan kondom sebayak 88 persen akseptor. Sisanya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang yaitu implan dan spiral," ungkap Tuty Mulyati, Kepala BPMPKB DKI Jakarta, yang dikutip dari situs Pemprov DKI.
Untuk melengkapi program itu, pihaknya juga akan menggulirkan program pelayanan kelompok KB yang sempat pudar beberapa tahun terakhir ini. "Tugas kelompok ini adalah mengumpulkan Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum mengikuti program KB. Mereka diberikan sosialisasi agar bersedia mengikuti KB," katanya.
Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan KB, pihaknya mencatat saat ini tenaga Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), sudah mencapai 465 orang dan membina sekitar 1.212.000 Pasangan Usia Subur (PUS). Dari jumlah itu, menunjukkan seorang PKB memiliki tugas berat karena harus membina sebanyak 2.606 PUS.
"Tahun ini telah ditetapkan target kinerja seorang PKB harus melakukan pembinaan terhadap 10 PUS saja setiap hari," katanya.
Sumber : http://metro.vivanews.com/news/read/135784-pertumbuhan_penduduk_jakarta_seimbang
1 komentar:
tolong tulisan sendiri yg dimuat..tq
Posting Komentar